Sabtu, 21 Februari 2009
Makassar Adopsi Biopori
Makassar Adopsi Biopori
WALIKOTA MAKASSAR MINTA SEGERA MENGADOPSI BIOPORI
Makassa r, Kominfo Newsroom -– Walikota Makassar Andi Herry Iskandar mencanangkan program Makassar Green and Clean (MGC) tahap kedua di Balaikota, Minggu (9/11), dan meminta seluruh jajaran pemerintah Kota Makassar untuk mendukung program peduli lingkungan tersebut.
Progr am MGC ini digelar atas kerja sama Pemkot Makassar, Unilever, Harian Fajar, serta Pertamina, dan turut hadir dalam pencanangan tersebut Asisten II Pemkot Makassar Burhanuddin, Project Organizer MGC Saharuddin Ridwan, serta puluhan motivator dan fasilitator.
Us ai pencanangan MGC tahap kedua, Herry beserta jajarannya kemudian meluncurkan program sumur resapan atau biopori di halaman Balaikota Makassar yang ditempatkan di sekitar taman bagian depan Balaikota.
Wali kota Herry mengaku bangga terhadap sistem biopori yang ditemukan oleh seorang dosen IPB beberapaa tahun lalu, dan menurutnya bila semua rumah tangga menerapkan biopori di sekitar rumahnya, maka dia optimis bahwa Makassar bisa terbebas dari banjir.
Saharud din yang ditemui usai pencanangan, mengungkapkan, untuk sementara, ada sekitar 500 biopori yang akan disebar di seluruh wilayah Makassar. Biopori ini nantinya bisa mengatasi banjir, dan kekeringan.
''W alikota tadi sudah memerintahkan seluruh jajarannya untuk memiliki sumur resapan atau biopori, minimal di lingkungan kantor dan rumahnya masing-masing,'' ujar Saharuddin.
Sementara itu, Lurah Karang Anyar, Kecamatan Mamajang, Andi Navi Diah Boneanto, yang ditemui di Balaikota mengatakan, sebagian besar warganya sudah menggunakan biopori. Menurut dia, untuk tahun 2008 ini, pihaknya akan segera merampungkan penataan wilayah, sekaligus merampungkan penggunaan biopori untuk seluruh warganya.
Tekni k pembuatan biopori ini diawali dengan pembuatan lubang sedalam 120 centimeter atau disesuaikan dengan jenis tanah, dengan diameter sekitar 10 centimeter. Langkah selanjutnya adalah memasukan sampah lapuk dua sampai tiga kilogram tergantung jenisnya ke dalam lubang tersebut, lalu tutup dengan kawat jaring agar orang yang menginjaknya tidak terperosok.
Bio pori ini dapat diterapkan di selokan yang seluruhnya tertutup semen atau pun di halaman rumah, sehingga air hujan dapat masuk ke lubang sumur resapan ini dengan mudah dan selanjutnya terserap ke dalam tanah, yang pada gilirannya akan menjadi cadangan air di kala musim kemarau. (makassarkota.go.id/toeb)
Sumber: Endonesia.com
WALIKOTA MAKASSAR MINTA SEGERA MENGADOPSI BIOPORI
Makassa r, Kominfo Newsroom -– Walikota Makassar Andi Herry Iskandar mencanangkan program Makassar Green and Clean (MGC) tahap kedua di Balaikota, Minggu (9/11), dan meminta seluruh jajaran pemerintah Kota Makassar untuk mendukung program peduli lingkungan tersebut.
Progr am MGC ini digelar atas kerja sama Pemkot Makassar, Unilever, Harian Fajar, serta Pertamina, dan turut hadir dalam pencanangan tersebut Asisten II Pemkot Makassar Burhanuddin, Project Organizer MGC Saharuddin Ridwan, serta puluhan motivator dan fasilitator.
Us ai pencanangan MGC tahap kedua, Herry beserta jajarannya kemudian meluncurkan program sumur resapan atau biopori di halaman Balaikota Makassar yang ditempatkan di sekitar taman bagian depan Balaikota.
Wali kota Herry mengaku bangga terhadap sistem biopori yang ditemukan oleh seorang dosen IPB beberapaa tahun lalu, dan menurutnya bila semua rumah tangga menerapkan biopori di sekitar rumahnya, maka dia optimis bahwa Makassar bisa terbebas dari banjir.
Saharud din yang ditemui usai pencanangan, mengungkapkan, untuk sementara, ada sekitar 500 biopori yang akan disebar di seluruh wilayah Makassar. Biopori ini nantinya bisa mengatasi banjir, dan kekeringan.
''W alikota tadi sudah memerintahkan seluruh jajarannya untuk memiliki sumur resapan atau biopori, minimal di lingkungan kantor dan rumahnya masing-masing,'' ujar Saharuddin.
Sementara itu, Lurah Karang Anyar, Kecamatan Mamajang, Andi Navi Diah Boneanto, yang ditemui di Balaikota mengatakan, sebagian besar warganya sudah menggunakan biopori. Menurut dia, untuk tahun 2008 ini, pihaknya akan segera merampungkan penataan wilayah, sekaligus merampungkan penggunaan biopori untuk seluruh warganya.
Tekni k pembuatan biopori ini diawali dengan pembuatan lubang sedalam 120 centimeter atau disesuaikan dengan jenis tanah, dengan diameter sekitar 10 centimeter. Langkah selanjutnya adalah memasukan sampah lapuk dua sampai tiga kilogram tergantung jenisnya ke dalam lubang tersebut, lalu tutup dengan kawat jaring agar orang yang menginjaknya tidak terperosok.
Bio pori ini dapat diterapkan di selokan yang seluruhnya tertutup semen atau pun di halaman rumah, sehingga air hujan dapat masuk ke lubang sumur resapan ini dengan mudah dan selanjutnya terserap ke dalam tanah, yang pada gilirannya akan menjadi cadangan air di kala musim kemarau. (makassarkota.go.id/toeb)
Sumber: Endonesia.com