Selasa, 17 Februari 2009
Lampung Terima Alat Kontrasepsi Senilai Rp 5,4 Miliar
Lampung Terima Alat Kontrasepsi Senilai Rp 5,4 Miliar
Bandar Lampung, Kominfo Newsroom -– Pemerintah Provinsi Lampung menerima bantuan alat kontrasepsi senilai Rp5,4 miliar bagi warga miskin, dan bantuan tersebut dimaksudkan untuk mengaktifkan program keluarga berencana (KB) ke seluruh kabupaten/kota Provinsi Lampung.
Kepala BKKBN Provinsi Lampung Abdul Kadir dalam penjelasannya di Bandar Lampung, Senin (16/1), mengatakan, Lampung termasuk provinsi terbaik kedua dalam upaya menekan laju pertumbuhan penduduk lewat program KB. Tahun 2003, laju pertumbuhan penduduk Lampung mencapai 2,7% dan tahun 2007 turun menjadi 2,5%.
BKKBN Lampung akan memperbaiki kualitas pelayanan dan metode penggunaan alkon. Saat ini sekitar 75% aseptor KB memilih pil dan suntik sebagai alat kontrasepsi. ''Tapi sebenarnya itu tidak efektif. Kedepan, kami akan kampanyekan penggunaan alkon jenis lain yang lebih efektif dalam mencegah kehamilan,'' kata Kadir.
Di sisi lain, BKKBN mengharapkan peran media membantu mensosialisasikan pentingnya program KB seiring dengan kondisi BKKBN saat ini yang kekurangan petugas penyuluh KB di lapangan.
Menur ut Kadir, sejak era reformasi, jumlah penyuluh KB di tingkat kecamatan dan desa berkurang hingga 40 persen. Akibatnya, banyak warga perdesaan yang tidak mendapatkan sosialisasi dan pengetahuan tentang pentingnya membentuk keluarga berencana.
Ia juga mengemukakan bahwa pada tahun 2008 terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dibanding dengan tahun 2007 meski tidak signifikan, yakni 65 persen lebih dari total jumlah penduduknya.
Da ri 65 persen penduduk miskin tersebut, 38 persen diantaranya tergolong dalam keluarga prasejahtera dan 26 persen masuk kategori keluarga sejahtera I (KS I).
Tahun 2008, jumlah keluarga prasejahtera di Lampung meningkat sekitar 1 persen dibanding dengan tahun 2007. Sementara itu, jumlah KS I turun meski tidak terlalu signifikan.
Sal ah satu penyebab peningkatan jumlah penduduk miskin di Lampung tersebut, adalah karena banyak penduduk pendatang yang menetap di Lampung. Akibatnya, tanpa pekerjaan yang tetap, jumlah penduduk miskin di Lampung bertambah. (T. Gita/toeb)
Sumber: endonesia.com
Bandar Lampung, Kominfo Newsroom -– Pemerintah Provinsi Lampung menerima bantuan alat kontrasepsi senilai Rp5,4 miliar bagi warga miskin, dan bantuan tersebut dimaksudkan untuk mengaktifkan program keluarga berencana (KB) ke seluruh kabupaten/kota Provinsi Lampung.
Kepala BKKBN Provinsi Lampung Abdul Kadir dalam penjelasannya di Bandar Lampung, Senin (16/1), mengatakan, Lampung termasuk provinsi terbaik kedua dalam upaya menekan laju pertumbuhan penduduk lewat program KB. Tahun 2003, laju pertumbuhan penduduk Lampung mencapai 2,7% dan tahun 2007 turun menjadi 2,5%.
BKKBN Lampung akan memperbaiki kualitas pelayanan dan metode penggunaan alkon. Saat ini sekitar 75% aseptor KB memilih pil dan suntik sebagai alat kontrasepsi. ''Tapi sebenarnya itu tidak efektif. Kedepan, kami akan kampanyekan penggunaan alkon jenis lain yang lebih efektif dalam mencegah kehamilan,'' kata Kadir.
Di sisi lain, BKKBN mengharapkan peran media membantu mensosialisasikan pentingnya program KB seiring dengan kondisi BKKBN saat ini yang kekurangan petugas penyuluh KB di lapangan.
Menur ut Kadir, sejak era reformasi, jumlah penyuluh KB di tingkat kecamatan dan desa berkurang hingga 40 persen. Akibatnya, banyak warga perdesaan yang tidak mendapatkan sosialisasi dan pengetahuan tentang pentingnya membentuk keluarga berencana.
Ia juga mengemukakan bahwa pada tahun 2008 terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dibanding dengan tahun 2007 meski tidak signifikan, yakni 65 persen lebih dari total jumlah penduduknya.
Da ri 65 persen penduduk miskin tersebut, 38 persen diantaranya tergolong dalam keluarga prasejahtera dan 26 persen masuk kategori keluarga sejahtera I (KS I).
Tahun 2008, jumlah keluarga prasejahtera di Lampung meningkat sekitar 1 persen dibanding dengan tahun 2007. Sementara itu, jumlah KS I turun meski tidak terlalu signifikan.
Sal ah satu penyebab peningkatan jumlah penduduk miskin di Lampung tersebut, adalah karena banyak penduduk pendatang yang menetap di Lampung. Akibatnya, tanpa pekerjaan yang tetap, jumlah penduduk miskin di Lampung bertambah. (T. Gita/toeb)
Sumber: endonesia.com