Selasa, 14 April 2009

Wanita dan Seks


Seksualitas pada dasarnya merupakan hubungan yang kompleks dari banyak faktor misalnya saja faktor psikologis, fisiologis dan budaya. Di masa lalu, pada kebanyakan kultur yang ada, perilaku tentang seksualitas yang diterima hanya berdasarkan pandangan yang menggangap bahwa pria berhak dan membutuhkan seks, di lain sisi kesenangan atas hubungan seks pada wanita boleh dipikirkan hanya bilamana kebutuhan seksual pria telah terpenuhi dan kegiatan reproduksi telah dilakukan.

 

Karena sebab itulah, kegiatan seks pada wanita sangat berhubungan dengan kegiatan reproduksi saja. Hal ini diungkapkan oleh Dr.Nalini Muhid pada saat menghadiri symposium kedokteran di Jawa Timur.

 

Pandangan-pandangan dan nilai hidup di abad ke-19 memiliki banyak tabu dan aturan-aturan terutama bagi kaum hawa. Kaum hawa seringkali dianggap hanya sebagai alat untuk memberi kepastian kelangsungan hidup manusia dengan cara prokreasi dan sebagai alat pemenuhan kesenangan pria. Oleh karena itu, kegiatan seks hanya berjalan hanya demi kesehatan seksual si pria..

 

Di zaman dewasa ini, pandangan dan nilai-nilai seperti demikin sudah kuno. Wanita menyadari derajatnya yang sama dengan kaum adam termasuk dalam kehidupan berumah tangga dan peran dirinya sebagi orang tua. Namun sayangnya, pada beberapa budaya, perilaku antiseksual pada diri wanita masih tetap eksis. Pada beberapa tempat, wanita masih mendapatkan perlakuan yang tidak baik secara seksual. Akibatnya ketika kaum hawa komplain mengenai kehidupan seksualitasnya atau bahkan saat mereka mengalami disfungsi seksual, mereka sangat tertutur bahkan terhadap psikiater sekalipun.

 

 

 



New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!