Hajar Jahanam Asli, Termurah, Atasi ejakulasi dini

Dry Carbon Pemompa Adrenalin       MOTOR/RAHMAT Bently dengan kap mesin pakai bahan dry carbon. Bobot cuma 7 kg Kompas.com Kamis, 12/2/2009 | 09:17 WIB Gelaran Tokyo Auto Salon (TAS) 2009 di Jepang beberapa waktu lalu adalah surga bagi para modifikator. Pasalnya, di sana bermunculan ragam modifikasi, ada yang secara utuh, dan ada pula hanya bagian tertentu—yang bisa menjadi tren. Sebagai contoh, aplikasi dry carbon dengan tekstur dove (tanpa coating). Penerapannya pada bumper, kap mesin, dan sayap (wing) seperti yang tampak pada Subaru garapan Kansai HKS, Nissan GT-R R55 Sport Line yang mengadopsinya pada bagian tengah spoiler depan. Bahkan tuner ASI yang bikin heboh SEMA ikut memamerkan Bently dengan sentuhan dry carbon. Tujuan pemakaian dry carbon untuk mendapatkan efek ringan pada bodi. Selain itu, dari segi tampilan juga bisa memompa adrenalin. Dari bahan apakah dry carbon itu? Materialnya disebut prepregnated (lapisan serat tubular), sebuah lembaran berbentuk serat yang sudah dilapisi resin. Penyimpanannya mesti di lemari pendingin karena, bila terkena udara, struktur molekulnya bakal mengeras sehingga susah dibentuk. Untuk membentuknya, bahan dituangkan ke cetakan yang terbuat dari baja, lalu dimasukkan ke ruang vakum bertekanan tinggi untuk proses pengeringan. Butuh tekanan udara tinggi untuk menghasilkan lapisan bahan karbon yang kering dan kuat. Apakah dry carbon bisa diaplikasikan di Indonesia? Menurut Bambang, bos Prestige pembuat karbon fiber sohor di Tanah Air, aplikasi dry carbon sudah diterapkan. Cuma, katanya, itu lebih banyak diterapkan pada eksterior, sedangkan untuk interior umumnya printing. Bedanya, terletak pada lembaran serat. Kalau di Jepang prepregnated, "Di sini hanya menggunakan serat karbon biasa. Bahannya bermacam-macam, tergantung maunya," ungkap Bambang. Soal prosesnya sama. Serat karbon yang telah diberi resin dimasukkan ke cetakan dari metal, lalu dipanaskan sekitar 120 derjat celsius di ruang vakum. "Vakum bumper sekitar 2 bar, kalau ketinggian bahannya bisa hancur," paparnya. * (Rahmat)